Play Crypto Mining Game

27 November 2008

~ Cetusan Rasa ~

Di pagi sendu ini, buat sekian kalinya aku menitiskan airmata. Aku tahu aku tidak seharusnya menyesali apa yang terjadi, Lantaran memaksa hatiku menangis. Aku tahu melayan sendu ini bermakna menyeksa diriku sendiri. Tapi entah mengapa sejak bermulanya peristiwa itu, aku terasa diri ini terlalu kecil, terlalu lemah untuk berdiri. Ingin rasanya aku menyatakan kepada mereka bahawa hati ini sebesar dunia, yang mampu memberkas kesangsian duniawi. Tapi mampukah aku?Aku hanya mampu melayan senduku seorang diri dan ditemani bayu lembut yang bisa mendinginkan hatiku, lantas membekukan semangatku. Bersama bayu yang lembut, kicauan burung yang riang menambahkan kesyahduan di pagi yang sunyi ini. Aku inginkan keriangan itu. Keriangan yang seharusnya milikku. Tapi apakan dayaku, aku hanya mampu menjadi pemuja keriangan. Hatiku pernah direjam, jiwaku pernah di sula, semangatku pernah dipanah tapi apa salahku dan apa kekurangan diriku sehinggakan di seksa sebegini rupa. Aku menyedut udara pagi yang nyaman, lantas aku lepaskan perlahan-lahan. Mutiara murahku kembali menjurai, masih terngiang-ngiang lagi di cuping telingaku oleh kata-kata yang bisa menghiris hati dan perasaanku. Ya Allah, Ya Tuhanku, cekalkanlah dan tabahkanlah hati hambamu yang hina ini. Selama ini aku memang dalam kegembiraanku; tapi mengapa kali ini tidak? Aku terkandas lantaran membiarkan diriku ditindas oleh mereka yang tidak pernah mengerti? Mengapa? Biarkan! Biarkanlah mereka dengan permainan mereka sendiri. Aku lebih senang melihat mereka gembira; tapi mengapa mereka tidak juga memahami hati dan perasaaku ini. Mungkin inilah takdir ilahi yang datang mengujiku. Dan aku seharusnya menerimanya dengan tabah. Aku meletakkan noktah untuk sekian kalinya. Pena kuletakkan, mungkin ini coretan pertama dan terakhirku buat masa ini. Bila tiba masanya nanti, pena ku akan beraksi semula dilembaran bersih ini. Akan ku tunggu dan nantikan saat indah itu. Aku janji. Kini…aku kembali seperti sediakala; merenung dan termenung memikirkan perkara yang akan berlaku esok, lusa dan hari-hari yang mendatang…

“apa yang kita impikan tak selalunya indah..” -Jufrizan Sanusi-

Tiada ulasan: